Sabtu, 17 Desember 2016

UJI KUANTITATIF DNA BAKTERI

UJI KUANTITATIF DNA BAKTERI

Rr. Bhintarti Suryo Hastari, M. Biomed1) Maulana Malik Assayiddin2), Puri Dwi Nurmaulida 2),  Fuzi Muchlissoh3), Muhammad Faiz3), Mutia Afifah3), Ratna Lestyana D.3) , Rizky Hastuti P.3
1)Dosen Praktikum Biologi Molekular; 2)Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular; 3)Praktikan

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
                                                                                                                                                                 
Uji kuantitatif DNA adalah analisis untuk menentukan kandungan atau jumlah DNA yang terdapat dalam suatu zat atau komponen zat yang sebelumnya telah diketahui keberadaan DNA plasmidnya dalam larutan dengan uji kualitatif. Metode ini menggunakan bantuan alat spektrofotometer. Sampel ekstraksi dibagi ke dalam enam kelompok. Kelompok 1-3 adalah sampel Bacillus cereus (Bc 1,2,dan 3) dan kelompok 4-6 adalah Acetobacter xyulinum (Ax 4,5, dan 6). Nilai kemurnian DNA berada pada kisaran 0,304-0,771 sedangkan nilai konsentrasi berada pada kisaran 25-135 µg/ml.  Secara keseluruhan sampel, nilai kemurnian DNA berada di bawah 1,8, sehingga dapat dikatakan bahwa sampel DNA kurang murni dan kurang bersih.

Kata kunci : Bakteri, DNA, purifikasi

ISOLASI DNA KROMOSOMAL BAKTERI

ISOLASI DNA KROMOSOMAL BAKTERI
drh. Rr. Bhintarti Suryo Hastari, M. Biomed1) Maulana Malik Assayiddin2), Puri Dwi Nurmaulida 2) Fuzi Muchlissoh3), Muhammad Faiz 3), Mutia Afifah3) Ratna Lestyana Dewi3) , Rizky Hastuti Purwaningsih3)
1)Mahasiswa Program Studi Biologi Dosen Praktikum Biologi Molekular Prodi Biologi
2) Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular Prodi Biologi
3) Mahasiswa Program Studi Biologi
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
Perkembangan ilmu biologi molekuler yang semakin maju memicu adanya rasa penasaran untuk mempelajari materi genetik (gen) penyusun dari suatu makhluk hidup. Tubuh makhluk hidup tersusun dari beberapa organel, salah satunya ribosom. Tujuan praktikum ini untuk dapat mengisolasi DNA pengkode gen 16S rRNA dari bakteri Bacillus cereus dan Acetobacter xylinum, mengamplifikasi DNA tersebut  dengan metode PCR, serta dapat mengidentifikasi fragmen DNA tersebut dengan menggunakan elektroforesis horisontal gel agarosa. Metode dalam praktikum ini yaitu preparasi sampel, isolasi DNA, amplifikasi, dan elektroforesis horizontal gel agarosa. isolasi DNA bakteri 16S RNA menghasilkan 3 tabung sampel ekstraksi dari bakteri Bacillus cereus dan 3 tabung sampel dari Acebacter xylinum. Pada tahap amplifikasi dengan PCR, dihasilkan 12 tabung sampel dengan 2 macam formula yang dibedakan berdasarkan komposisi volume dari DNA template serta komposisi primer. Pada tahapan elektroforesis dihasilkan 14 pita DNA ladder dan 4 pita sampel yang terlihat sejajar dengan pita Marker.

Kata kunci: DNA, elektroforesis, isolasi, PCR

ISOLASI PROTEIN DAN ANALISIS PROFIL PITA PROTEIN DENGAN METODE LOWRY DAN SDS-PAGE

ISOLASI PROTEIN DAN ANALISIS PROFIL PITA PROTEIN DENGAN METODE LOWRY DAN SDS-PAGE

drh. Rr. Bhintarti Suryo Hastari, M. Biomed1) Maulana Malik Assayiddin2), Puri Dwi Nurmaulida 2),  Fuzi Muchlissoh3), Muhammad Faiz3), Mutia Afifah3), Ratna Lestyana D.3) , Rizky Hastuti P.3
1)Dosen Praktikum Biologi Molekular; 2)Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular; 3)Praktikan

Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak

Protein adalah biomakromolekul polipeptida yang tersusun dari sejumlah L-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan peptida. Praktikum ini bertujuan untuk dapat melakukan isolasi protein, menentukan kadar protein pada sampel tertentu, dapat menganalisis masing-masing profil pita protein dari tiap sampel dan mengetahui nilai mobilitas relatif (Rf). Sampel protein dibagi ke dalam 6 kelompok (S1,S2, S3, S4, U1, dan S6). Isolasi dan penetapan kadar protein dengan metode Lowry dan analisis profil pita protein melalui teknik SDS-PAGE pada gel poliakrilamid 12,5% terhadap sampel A4. Larutan standar yang digunakan adalah Bovine Serum Albumin (BSA) pada panjang gelombang (l) 774 nm. Hasil persamaan linear kurva standar adalah y= 0,0018x + 0,0097 dengan nilai R = 0,9887. Kadar protein pada sampel S1 (41,63%), S2 (39,35%), S3 (16,92%), S4 (0,55%), U1 (-1,66%), dan S6 (0,98%). Pita protein pada sampel A4 dengan BM 45 kDa memperlihatkan intensitas warna yang paling jelas dan paling tebal, sehingga dapat digunakan sebagai acuan bagi sampel yang memiliki BM di bawah 45 kDa. Pita-pita protein dengan BM di bawah 45 kDa berada pada urutan ke-1 sampai ke-3 dari bawah. Berdasarkan keadaan tersebut maka diperoleh lima pita yang digunakan untuk menentukan BM protein pada tiap sampel. Nilai Rf dari sampel A4 berada pada kisaran 0,06-0,44 yang menunjukkan bahwa hasil pemisahan protein berlangsung baik.

Kata kunci : Kadar protein, Metode Lowry, Profil protein, SDS-PAGE

PENGENALAN BAHAN-BAHAN ANALISIS MOLEKULAR

PENGENALAN BAHAN-BAHAN ANALISIS MOLEKULAR
Fuzi Muchlissoh1), Muhammad Faiz 1), Mutia Afifah1) Ratna Lestyana Dewi1) , Rizky Hastuti Purwaningsih1) drh. Rr. Bhintarti Suryo Hastari, M. Biomed2) Maulana Malik Assayiddin3), Puri Dwi Nurmaulida 3)
1)Mahasiswa Program Studi Biologi
2)Dosen Praktikum Biologi Molekular Prodi Biologi
3)Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular Prodi Biologi
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
Larutan adalah campuran homogen antara dua zat atau lebih yang berbeda jenis. Tujuan praktikum ini untuk memahami karakteristik bahan yang digunakan serta dapat menyiapkan beberapa larutan yang akan digunakan, seperti 5 M NaOH, 0,5 M EDTA-Na2, 1 M Tris-HCl pH 7,5, 25% larutan sukrosa, 20% SDS, 5 N NaCl, 10 x buffer TE, dan 10 x bufer TAE. Alat yang digunakan adalah neraca analitik, hotplate-magnetic stirrer, lemari asam (fume hood), pH meter, mikropipet, vortex, waterbath, gelas beaker 100 ml, Erlenmeyer 100 ml, gelas ukur 100 ml, labu ukur 50 ml dan 100 ml, autoklaf. Bahan yang digunakan adalah sodium hidroksida (NaOH), ethylene diamine tetraacetic acid disodium salt (EDTA Na2), Trisma base, Asam klorida (HCl), sukrosa, sodium dodesil sulfat (SDS), Asam Asetat glasial, Sodium klorida (NaCI), Akuabides (ddHH2O), tabung sentrifuga 15 ml dan 50 ml, botol reagen 250 ml. Hasil yang diperoleh adalah fungsi buffer pada elektroforesis yaitu mengaktifkan DNA, menjaga pH dan memberikan ion untuk membantu konduktivitas. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa karakteristik bahan yang dimiliki berbagai macam larutan berbeda-beda, seperti NaOH yang bersifat basa kuat bila dilarutkan dalam air, buffer Tris-HCL dengan EDTA yang berfungsi sebagai penstabil DNA atau RNA, sebab DNA atau RNA memiliki sifat berupa asam lemah.

PENGENALAN ALAT-ALAT ANALISIS MOLEKULAR




PENGENALAN ALAT-ALAT ANALISIS MOLEKULAR
Fuzi Muchlissoh1), Muhammad Faiz 1), Mutia Afifah1) Ratna Lestyana Dewi1) , Rizky Hastuti Purwaningsih1) Maulana Malik Assayiddin2), dan Puri Dwi Nurmaulida 2)
1.       Mahasiswa Program Studi Biologi
2.       Asisten Dosen Praktikum Biologi Molekular Prodi Biologi
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
Biologi molekular merupakan cabang ilmu biologi yang mengkaji mengenai kehidupan secara skala molekular. Pengenalan alat merupakan langkah pertama sebelum melakukan praktikum atau penelitian. Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa dapat memahami prinsip kerja alat-alat yang digunakan dalam praktikum biologi molekular, antara lain mikropipet, sentrifugasi, spektrofotometer uv-vis (DNA/RNA calculator), elektroforesis horisontal, transluminator uv dan thermocyler (PCR machine) serta dapat mengoperasikan alat-alat tersebut dengan benar. Praktikum ini dilakukan pada hari Senin, 26 September 2016 pukul 08.00 – 10.30 WIB di laboratorium Fisiologi dan Biologi Molekular Pusat Laboratorium Terpadu (PLT) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat beberapa alat-alat analisis molekular seperti mikropipet, sentrifuga, spektrofotometer uv-vis (DNA/RNA calculator), elektroforesis horisontal, transluminator uv dan thermocyler (PCR machine). Alat-alat tersebut merupakan alat utama yang digunakan dalam bidang molekular. Kesimpulannya adalah alat-alat yang digunakan dalam praktikum biologi molekular mempunyai cara dan prinsip kerja yang berbeda-beda. Selain itu juga dapat meminimalisir resiko kesalahan kerja pada saat melakukan praktikum biologi molekular. Setiap pengguna harus mengikuti hal-hal tersebut agar dalam menggunakan alat-alat laboratorium tidak terjadi kerusakan alat ataupun hal-hal yang berbahaya.
Kata Kunci : DNA, elektroforesis, molekular

Senin, 12 Desember 2016

UJI TOKSISITAS AKUT PESTISIDA PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

UJI TOKSISITAS AKUT PESTISIDA PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)
   Ratna Lestyana Dewi*, Andhika Dwi Nugroho, Eka Apriliyani , dan Nurfauziah
                                Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
*e-mail : lestyanaratna@gmail.com

Abstrak
                Toksisitas merupakan suatu sifat relatif yang biasa digunakan untuk membandingkan apakah zat kimia yang satu lebih toksik dari zat kimia yang lain. Uji toksisitas akut dilakukan untuk menentukan efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat setelah pemejanan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui potensi toksisitas akut LC50 dari pestisida golongan organofosfat pada ikan mas (Cyprinus carpio). Praktikum ini dilakukan pada Rabu, 2 November 2016 dengan waktu pemaparan 96 jam di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat 84% kematian ikan mas pada konsentrasi 0,5 mg/ml dan 100% kematian pada konsentrasi 1 mg/ml, 2 mg/ml, dan 4mg/ml. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pestisida klorpirifos tergolong ke dalam organofosfat yang diujikan pada ikan mas (Cyprinus carpio) memiliki tingkat toksisitas LC50 sebesar 3,88 mg/ml. Semakin tinggi konsentrasi paparan pestisida yang diberikan maka akan semakin tinggi pula nilai lethal pada hewan uji.
Kata Kunci : Cyprinus carpio, LC50, Pestisida, Toksisitas

UJI TOKSISITAS AKUT DAN PENENTUAN LD50 KADMIUM (Cd) DALAM BENTUK KADMIUM SULFAT (CdSO4) YANG DIDEDAHKAN PADA MENCIT BETINA (Mus Muscullus) SECARA INTRAPERITONEAL

UJI TOKSISITAS AKUT DAN PENENTUAN LD50 KADMIUM (Cd) DALAM BENTUK KADMIUM SULFAT (CdSO4) YANG DIDEDAHKAN PADA MENCIT BETINA (Mus Muscullus) SECARA INTRAPERITONEAL
Ratna Lestyana Dewi1), Andhika Dwi Nugroho 2), Eka Apriliyani2) , dan Nurfauziah2)
1.       Mahasiswa Program Studi Biologi
2.       Asisten Dosen Praktikum Toksikologi Lingkungan Prodi Biologi
Program Studi Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
e-mail : lestyanaratna@gmail.com

Abstrak
Toksisitas merupakan suatu sifat relatif yang biasa digunakan untuk membandingkan apakah zat kimia yang satu lebih toksik dari zat kimia yang lain. Uji toksisitas akut dilakukan untuk menentukan efek toksik suatu senyawa dalam waktu singkat setelah pemejanan. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui efek dari logam Cd (Cadmium) di dalam larutan kadmium sulfat (CdSO4). Penggunaan larutan kadmium sulfat (CdSO4) bertujuan untuk memudahkan pendedahan yang dilakukan secara intraperitoneal terhadap mencit. Uji toksisitas akut ini dilakukan untuk memperkirakan LD50 sehingga dapat diketahui besarnya dosis zat toksik yang mangakibatkan kematian 50% hewan uji untuk selanjutnya dapat dikonversi ke manusia.  Praktikum ini dilakukan pada Rabu, 5 Oktober 2016 yang dilakukan selama 14 hari di Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan menggunakan metode pendedahan secara intraperitonial. Hasil yang diperoleh yaitu mencit yang didedahkan secara intraperitonial dengan tingkatan dosis yang berbeda mempengaruhi aktivitas maupun sifat fisik dari mencit tersebut. Berdasarkan pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa Kadmium (Cd) di dalam larutan Kadmium Sulfat (CdSO4) memiliki nilai Lethal sebesar 8.71 mg/Kg bb. Ada perubahan berat badan, kondisi fisik, serta organ viseral pada mencit di masing-masing kelompok perlakuan yang dibandingkan dengan kontrol, dan dari perbedaan dosis sangat mempengaruhi efek toksik yang terjadi pada mencit. Pemberian whey protein juga memberikan pengaruh dalam kondisi tubuh mencit yang sudah didedahkan dengan CdSO4.

Kata Kunci : Kadmium, Organ Viseral, Toksisitas