Jumat, 17 Juni 2016

KOMUNITAS BIOTA EKOSISTEM LAMUN DI PULAU PRAMUKA DAN PULAU KOTOK BESAR KEPULAUAN SERIBU


KOMUNITAS BIOTA EKOSISTEM LAMUN DI PULAU PRAMUKA DAN PULAU KOTOK BESAR KEPULAUAN SERIBU
Ratna Lestyana Dewi, Alfan Farhan Rijaluddin, Daus Ramadhan , dan Rizky Aprizal
    Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Abstrak
Ekosistem lamun atau seagrass merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan di laut serta merupakan salah satu ekosistem yang paling produktif salah satunya sebagai biota asosiasi lamun. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui faktor kimia dan fisik ekosistem lamun, menjelaskan fungsi ekologi dari ekosistem lamun, serta menjelaskan hewan yang berasosiasi di ekosistem lamun. Praktikum ini dilakukan di dua lokasi yaitu pada hari Jumat, 20 Mei 2016 di Pulau Pramuka dan pada hari Sabtu, 21 Mei 2016 di Pulau Kotok Besar, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Metode biota asosiasi lamun menggunakan metode line transect quadrant. Hasil yang diperoleh yaitu di Pulau Pramuka dan Pulau Kotok Besar ditemukan 13 jenis spesies dengan masing-masing grand total sebesar 173 dan 228. Nilai H’masing-masing 1,94 dan 1,46, indeks margalef masing-masing 2,52 dan 2,21, nilai E masing-masing 0,74 dan 0,57, nilai dominansi 0,26 dan 0,43, dan indeks similaritas sorensen 88,8%. Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa di kedua pulau memiliki indeks diversitas yang sedang, dengan kekayaan biota di Pulau Pramuka tergolong tinggi dan kekayaan biota di Pulau Kotok Besar tergolong sedang, memiliki tingkat kemerataan jenis yang tidak merata, dengan nilai dominansi yang rendah dan tingkat similaritas di kedua pulau tergolong tinggi.
Kata kunci : Ekosistem Lamun, Indeks Keanekaragaman, Similaritas

Kamis, 16 Juni 2016

FOTOSINTESIS



Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
FOTOSINTESIS
Muhammad Ali Subhan, Ratna Lestyana Dewi
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Juni 2016

Abstrak
Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya. Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membuktikan pentingnya karbondioksida dalam fotosintesis dan membuktikan pentingnya klorofil dan cahaya dalam fotosintesis melalui uji pati pada daun. pada praktikum ini adalah tumbuhan dengan daun kombinasi warna selain hijau, alkohol 70%, larutan lugol (IKI), kertas saring, pensil warna, kertas dan pensil, tumbuhan air  Hydrilla verticillata, indikator bromthymol blue, larutan NaOH, tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam pot, dan kertas karbon.  Karbon dioksida, klorofil dan cahaya merupakan komponen penting bagi proses fotosintesis. Karbon dioksida bersama cahaya membentuk gula atau amilum dikloroplas.

Kata kunci : cahaya, CO­2, fotosintesis, klorofil.






KERJA ENZIM




Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
KERJA ENZIM
Muhammad Ali Subhan dan Ratna Lestyana Dewi
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Juni 2016

Abstrak
Enzim merupakan suatu kelompok protein yang berperan dalam aktivitas biologis. Adapun enzim yang terdapat pada tumbuhan yaitu enzim amilase dan enzim proteinase yang terdiri dari enzim papain dan enzim bromelin. Tujuan dari praktikum ini adalah mengamati terbentuknya enzim amilase, kemampuan mencerna amilum pada biji yang germinas, mengamati cara kerja enzim papain dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, 3 Juni 2016. Praktikum dilaksankan di Pusat Laboratorium Terpadu, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan pada produksi enzim amilase mampu diserap dengan baik, dan suhu yang lebih tinggi mengalami proses penguraian amilum lebih cepat, pada uji enzim proteinase diperoleh hasil susu yang mengendap pada perlakuan tidak dipanaskan dan kerusakan pada putih telur yang diberikan enzim bromelin yang tidak dipanaskan. Kesimpulan yang didapat yaitu Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang terdapat pada tumbuhan yang terbentuk dari proses penguraian amilum pada biji kacang hijau dan biji jagung yang sedang germinasi. Selain itu, terdapat pula enzim proteinase yang terdiri dari enzim papain yang memiliki cara kerja menguraikan ikatan-ikatan dalam molekul protein, sehingga protein terurai polipeptida dan dipeptida. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim yaitu suhu, pH, konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, aktivator dan inhibitor.
Keywords: Bromelin, Enzim, Papain


Selasa, 14 Juni 2016

NUTRISI DAN HORMON TUMBUHAN


Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
NUTRISI DAN HORMON TUMBUHAN
Muhammad Ali Subhan, Ratna Lestyana Dewi
Program Studi Biologi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Juni 2016

Abstrak
Unsur hara merupakan zat essensial bagi tanaman yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan fisiologis tanaman. Unsur hara terdiri atas unsur hara makro dan unsur hara mikro. Auksin merupakan senyawa yang zat digunakan sebagai perangsang dalam pertumbuhan dan perkembangan. Tujuan dari kedua praktikum ini adalah mengetahui efek kekurangan nutrisi tertentu pda tumbuhan yang dijadikan sampel percobaan, serta mempelajari pengaruh auksin terhadap pembentukan akar, dan mengamati pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral. Praktikum ini dilakukan pada tanggal 12 Mei 2016 di PLT UIN Syarif Hidayutullah Jakarta. Hasil yang diperoleh menunjukkan tanaman yang di tanam tanpa adanya unsur Ca, Mg dan K mengalami kelayuan dan mati, sedangkan tanpa adanya unsur N, P, Fe dan mikronutrien menunjukkan kelayuan dan daunnya berubah warna dari hijau menjadi kekuningan. Perlakuan kontrol rata-rata pertumbuhan akar pada tanaman 1 dan 2 tidak berbeda jauh. Sementara pertumbuhan akar tanaman pada perlakuan Hoagland encer yang ditambahkan dengan konsentrasi (ppm) IAA yang lebih rendah yaitu 0,5 ppm mengalami pertumbuhan lebih cepat. Hal ini dapat disimpulkan bahwa gejala defisiensi unsur hara pada tanaman dapat mengakibatkan tanaman mengalami pertumbuhan yang abnormal. Hormon auksin pada tanaman dapat merangsang pemanjangan jaringan dan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pemberian konsentrasi auksin yang tinggi justru dapat menghambat pertumbuhan akar tanaman tersebut. Hal ini disebabkan karena pada konsentrasi rendah IAA akan memacu pertumbuhan sel akar, tetapi dalam konsentrasi yang tinggi justru akan menghambat pertumbuhan akar, tetapi jumlah akar yang tumbuh semakin banyak.

Kata kunci : Auksin, Essensial, Mikronutrien