Senin, 23 Mei 2016

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
Muhammad Ali Subhan, Ratna Lestyana Dewi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Biologi
Mei 2016

Abstrak
Perkembangan dan pertumbuhan merupakan hal penting pada makhluk hidup. Makhluk hidup dikatakan tumbuh apabila mengalami perubahan fisik yang berkaitan dengan pertambahan ukuran, bentuk dan volume yang bersifat irreversible. Sedangkan dikatakan berkembang jika mahluk hidup mengalami tingkat kedewasaan yang menjadikannya lebih sempurna. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan organ akar, serta pengaruh cahaya terhadap perkecambahan dan arah tumbuh batang. Proses ini dilakukan dengan tiga percobaan yaitu pengaruh auksin terhadap pertumbuhan akar, pengaruh cahaya terhadap perkecambahan serta pengamatan fototropisme. Hasil yang didapatkan yaitu perkecambahan pada kacang hijau lebih cepat terjadi pada kondisi gelap dibandingkan dengan kondisi mendapatkan cahaya, dengan warna daun yang kekuningan dengan batang yang tidak lurus sementara pada kondisi mendapatkan cahaya memiliki daun yang hijau segar dan batang yang lurus serta lebih keras. Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat zat pengatur tumbuh terhadap pertumbuhan organ akar yaitu hormon auksin. Cahaya dapat mempengaruhi proses perkecambahan baik dari segi tinggi, jumlah akar, dan klorofil yang dimiliki. Proses perkecambahan di tempat yang gelap prosesnya terjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan perkecambahan di tempat yang terang karena produksi auksin yang terhambat oleh cahaya. Cahaya juga dapat mempengaruhi arah tumbuh batang, pada kondisi cahaya yang baik arah tumbuh batang cenderung lurus dan kokoh sementara pada kondisi gelap arah tumbuh batang tidak dapat lurus karena mengalami abnormal etiolasi.

Kata kunci : Auksin, Cahaya, Pertumbuhan

Selasa, 17 Mei 2016

PENETAPAN KUOSIEN RESPIRASI JARINGAN TUMBUHAN




Laporan Praktikum Fisiologi Tumbuhan
PENETAPAN KUOSIEN RESPIRASI JARINGAN TUMBUHAN
Muhammad Ali Subhan, Ratna Lestyana Dewi
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Biologi
April 2016

Abstrak
Respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun aneorobik. Praktikum ini bertujuan  untuk menetapkan kecepatan respirasi dan kuosien respirasi kacang hijau (Phaseolus radiatus). Pada praktikum ini kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi perlakuan ditempat terang dan gelap dengan diukur laju respirasi dan kuosien respirasinya. Hasil yang didapat pada praktikum ini adalah pada tempat terang hasil tertinggi didapat pada kelompok satu yaitu sebesar 0,71 kuosien respirasinya, sedangkan pada tempat gelap kelompok 5 mendapatkan nilai kuosien respirasi tertinggi yaitu sebesar 0,88. Laju respirasi dan koesien respirasi sangat dipengaruhi oleh temperatur, temperatur yang rendah akan mengganggu respirasi.
Kata Kunci : kecambah, kuosien, laju, respirasi, temperatur

Selasa, 10 Mei 2016

PENGUKURAN MOLEKUL CO2 HASIL RESPIRASI

Nama   : Ratna Lestyana Dewi
NIM    : 11140950000007

                                                            Praktikum IV
                                    Pengukuran Molekul CO2 Hasil Respirasi
I.                   Dasar Teori
Respirasi dalam biologi adalah proses mobilisasi energi yang dilakukan jasad hidup melalui pemecahan senyawa berenergi tinggi (SET) untuk digunakan dalam menjalankan fungsi hidup. Resprirasi juga sering disebut dengan proses bernafas, yaitu proses menghirup O2 untuk proses pembakaran dalam tubuh dan mengeluarkan zat sisa CO2. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi antara lain aktivitas tubuh, ukuran tubuh, jenis kelamin, suhu tubuh dan posisi tubuh (Ganong, 2001).
Faktor pertama yaitu aktivitas, semakin banyak aktivitas energi yang dibutuhkan semakin besar menyebabkan laju pembakaran meningkat sehingga jumlah oksigen yang harus dihirup akan meningkat pula dan akhirnya laju respirasi meningkat (Wilson, 1997). Faktor kedua yaitu ukuran tubuh, semakin besar ukuran tubuh dan berat badan seseorang maka kebutuhan oksigen lebih banyak sehingga laju pernapasan meningkat dan kadar CO2 yang dihasilkan meningkat pula. Faktor ketiga yaitu jenis kelamin, pria lebih banyak mempunyai kadar Hb yang lebih besar daripada wanita sehingga O2 yang dibutuhkan lebih besar berarti kadar COyang dihasilkan semakin banyak. Faktor keempat adalah umur, semakin bertambah umur kadar O2 yang dibutuhkan semakin besar. Faktor kelima yaitu suhu tubuh, semakin tinggi suhu tubuh maka laju respirasi semakin cepat yang berkaitan dengan metabolisme (Wilson, 1997). Selain itu, gaya hidup juga berpengaruh pada laju respirasi.
Adanya CO2 yang terlalu banyak di dalam tubuh harus dihindari, oleh karena CO2 itu harus segera dikeluarkan dari tubuh secara terus menerus. Respirasi adalah suatu proses pembongkaran (katabolisme atau disimilasi) dimana energi yang tersimpan dibongkar kembali untuk menyelenggarakan proses–proses kehidupan. Selain itu respirasi merupakan proses oksidasi bahan organik yang terjadi di dalam sel, berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui jumlahnya. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya di ekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen. Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi oksigen antara lain temperatur, spesies, ukuran badan, dan aktivitas tubuh (Ganong, 2001).