Nama : Ratna Lestyana Dewi
NIM : 11140950000007
Tanggal : 13 April 2016
Praktikum III
Pengukuran Tekanan Darah dan Kadar Haemoglobin
Tekanan darah merupakan faktor yang amat penting pada sistem
sirkulasi. Peningkatan atau penurunan tekanan darah akan mempengaruhi
homeostatsis di dalam tubuh. Tekanan darah selalu diperlukan untuk daya dorong
mengalirnya darah di dalam arteri, arteriola, kapiler dan sistem vena sehingga
terbentuklah suatu aliran darah yang menetap. Jika sirkulasi darah menjadi
tidak memadai lagi,
maka terjadilah gangguan
pada sistem transportasi oksigen, karbondioksida, dan
hasil-hasil metabolisme lainnya. Di lain pihak fungsi organ- organ tubuh akan
mengalami gangguan seperti gangguan pada proses pembentukan air seni di dalam
ginjal ataupun pembentukan
cairan cerebrospinalis dan
lainnya (Campbell, 2004).
Terdapat dua macam kelainan tekanan darah, antara lain yang dikenal
sebagai hipertensi atau tekanan darah tinggi dan hipotensi atau tekanan darah
rendah. Tekanan darah
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang pertama adalah curah jantung. Tekanan
terhadap dinding arteri lebih besar sehingga volume aliran darah meningkat. Faktor kedua yang mempengaruhi
tekanan darah resistensi perifer, atau resistensi terhadap aliran darah dalam
arteri kecil dari tubuh (arteriol). Resistensi perifer dipengaruhi
oleh visikositas (ketebalan) dari sel-sel darah dan jumlah plasma darah. Visikositas darah yang sangat
tinggi menghasilkan tekanan darah tinggi. Selain itu, tekanan darah dipengaruhi
oleh struktur dinding arteri. Jika dinding telah rusak, jika tersumbat oleh
endapan limbah, atau jika telah kehilangan elastisitas, tekanan darah akan
lebih tinggi. Tekanan darah tinggi, disebut hipertensi, yaitu akibat curah
jantung terlalu tinggi atau resistensi perifer terlalu tinggi (Isnaeni, 2006).
Secara sederhana, aliran darah berarti jumlah darah yang mengalir melalui
suatu titik tertentu di sirkulasi dalam periode waktu terentu. Biasanya aliran
darah dinyatakan dalam milimeter per menit atau liter per menit, tetapi dapat
juga dinyatakan dalam milimeter per detik atau setiap satuan aliran lainnya.
Secara keseluruhan aliran darah pada sirkulasi total orang dewasa dalam keadaan
istirahat adalah sekitar 5000 ml/menit. Aliran darah ini disebut curah jantung
karena merupakan jumlah darah yang dipompa ke aorta oleh jantung setiap
menitnya (Isnaeni, 2006).
Hemoglobin (Hb) adalah molekul protein pada sel darah merah yang
berfungsi sebagai media transport karbondioksida dari jaringan tubuh ke
paru-paru. Kandungan zat besi yang terdapat dalam hemoglobin membuat darah
berwarna merah. Pemeriksaan hemoglobin dalam darah
mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu penyakit, karena hemoglobin
merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam sel darah merah dengan
fungsi khusus yaitu mengangkut O2 ke jaringan dan mengembalikan
CO2 dari jaringan ke paru-paru (Soewolo, 2000).
Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk mengetahui
ada tidaknya gangguan kesehatan pada pasien, misalnya kekurangan hemoglobin
yang biasa disebut anemia. Hemoglobin bisa saja berada dalam keadaan terlarut
langsung dalam plasma. Akan tetapi kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen
tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada faktor lingkungan
(Soewolo, 2000).
Hemoglobin
yang meningkat terjadi karena keadaan hemokonsentrasi akibat dehidrasi yang
menurun dipengaruhi oleh berbagai masalah klinis. Pentingnya hemoglobin ini
menyebabkan pemeriksaan kadar hemoglobin memegang peranan penting dalam
diagnosa suatu penyakit seperti anemia. Mengetahui pentingnya kadar
hemoglobin dalam darah terhadap pencegahan atau penanganan terhadap suatu penyakit
terutama yang berkaitan dengan darah (Isnaeni, 2006).
Prinsip Kerja
Membandingkan
warna hematin coklat yang telah dirubah dari hemoglobin dengan asam klorida 0,1
N dengan cara membandingkan pada alat standar hemoglobinometer.
Cara Kerja
Alur Kerja
|
Hasil Pengamatan
|
1.
PENGUKURAN
TEKANAN DARAH
a)
Cara
Auskutasi :
Orang probandus dibaringkan dengan tenang selama 10
menit
Dipasang manset sphygmomanometer pada lengan kanan
atas OP
Dicari dengan palpasi, denyut arteri brakhialis pada
fossa cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan OP
Setelah 10 menit, disiapkan stetoskop ditelinga
pemeriksa, manset dipompa sambil meraba arteri branchialis sampai tekanan
darahnya melampaui tekanan 30 mmHg.
Dilakukan pengukuran tekanan darah dan ditetapkan ke
5 fase Korotkoff dalam pengukuran tersebut
Diulangi pengukuran sebanyak 3 kali untuk mendapat
nilai rata-rata
b)
Cara
Palpasi
Diraba arteri radialis
Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut a.
radialis tak teraba lagi. Tekanan terus dinaikkan ± 30 mmHg
Tanpa mengubah letak jari, tekanan manset diturunkan
sampai denyut a. radialis teraba lagi
Tepat pada saat a. radialis teraba lagi, manometer
air raksa menunjukkan angka tekanan sistolik OP tersebut
|
|
2.
PENETAPAN
KADAR Hb
Diteteskan HCl 0.1 N sebanyak ± 10 tetes ke dalam
tabung haemometer
Ujung jari yang akan ditusuk dibersihkan dengan
alcohol 70%
Ujung jari ditusuk dengan lancet tegak lurus
Tetesan darah pertama dibuang
Darah dihisap dengan pipet sampai tanda tera
Darah dimasukkan ke dalam tabung haemometer
Sisa darah dibersihkan dengan menghisap HCl dalam
tabung
Suspensi darah diaduk hingga tercampur dengan baik
Ditambahkan aquadest sedikit demi sedikit hingga
warna darah didalam tabung sama dengan standar
|
|
Hasil
dan Pembahasan
Berdasarkan pada percobaan yang telah dilakukan, maka diperoleh
hasil pada tabel sebagai berikut :
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Tekanan Darah
No
|
Nama Probandus
|
Perlakuan
|
|||||
Palpasi
(mmHg)
|
Auskutasi (mmHg)
|
||||||
Duduk
|
Berbaring
|
Berdiri
|
Kerja Otot
|
Suhu Rendah
|
|||
1
|
Aditya Rizky Maulana
|
110
|
113/90
|
110/90
|
115/90
|
125/103
|
115/92
|
2
|
Fuzi Muchlissoh
|
90
|
100/70
|
100/75
|
100/75
|
120/95
|
90/70
|
3
|
Ratna Lestyana Dewi
|
73
|
108/90
|
100/98
|
111/91
|
118/98
|
103/84
|
4
|
Mutia Afifah
|
100
|
90/70
|
90/75
|
90/80
|
105/85
|
110/70
|
Berdasarkan pada praktikum kali ini telah dilakukan percobaan yang
pertama yaitu mengukur tekanan darah dengan 4 orang sebagai probandus. Tekanan
darah adalah tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di
pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat
dengan mengambil dua tekanan darah yaitu pada angka pertama menunjukkan tekanan
ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung
berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistole atau yang sering disebut
dengan tekanan atas. Sementara pada angka kedua menunjukkan tekanan saat
jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole atau
sering juga disebut dengan tekanan bawah (Ganong, 2001).
Berdasarkan pada data hasil pengamatan tabel 1.1 dengan dua
perlakuan yang berbeda yaitu palpasi dan auskutasi (duduk, berbaring, berdiri,
kerja otot, dan suhu rendah) terlihat bahwa rata-rata tekanan darah saat
dilakukan pengukuran dengan cara palpasi menunjukkan secara keseluruhan berada
pada tekanan darah yang normal hanya pada satu probandus saja memiliki tekanan
darah 73 (sistole). Nilai ini dibawah batas normal dari tekanan darah pada umumnya
sehingga dapat mengindikasikan bahwa ada salah satu probandus yang menderita
darah rendah/hipotensi. Hipotensi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal
seperti kurang minum, kurang istirahat, atau pendarahan (seperti saat haid).
Sedangkan, jika tekanan darah di atas normal disebut juga dengan hipertensi,
yang dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain seperti kurang olahraga,
pola makan tidak teratur, tekanan psikologis, dan lainnya (Ganong, 2001).
Kemudian, hasil yang di dapat menunjukkan peningkatan hasil
pengukuran tekanan darah pada perubahan posisi dari berbaring, duduk, dan
berdiri. Adapun pada saat duduk didapatkan hasil tekanan sebesar 113/90 mmHg,
100/70 mmHg, 108/90 mmHg, dan 90/70 mmHg, dan ketika pada posisi berbaring di dapatkan
hasil sebesar 110/90 mmHg, 100/75mmHg 100/98 mmHg, dan 90/70 mmHg. Tekanan
darah memiliki sifat yang dinamis, dan mengadakan penyesuaian untuk dapat tetap menunjang kegiatan tubuh.
Pengukuran tekanan sistole dan diastole mengalami fluktasi dengan
perlakuan auskutasi, Naiknya tekanan sistole dan diastole dipengaruhi oleh tonus
otot. Tonus otot ketika berbaring lebih kecil dibandingkan dengan tonus pada
saat duduk atau berdiri. Ketika duduk atau berdiri tonus otot meningkat
sehingga oksigen yang dibutuhkan menjadi lebih besar dan curah jantung (cardiac
ouput) menjadi lebih besar. Keadaan ini menyebabkan peningkatan tekanan
sistole dan tekanan diastle serta denyut jantung. Selain itu pengaruh efek
gravitasi dan baroreseptor. Pada perubahan posisi tubuh, tekanan darah bagian
atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Darah akan mengumpul pada
pembuluh kapasitans vena ekstremitas inferior sehingga pengisian atrium kanan
jantung berkurang dengan sendirinya sehingga curah jantung juga akan berkurang.
Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh bagian
bawah cenderung mengurangi darah ke otak. Secara reflektoris, hal ini akan
merangsang baroreseptor yang terdapat pada aorta sehingga respon yang
ditimbulkan berupa peningkatan tekanan pembuluh darah perifer, peningkatan
tekanan jaringan pada otot kaki dan abdomen, peningkatan frekuensi respirasi,
kenaikan frekuensi denyut jantung serta sekresi zat – zat vasoaktif. Kedua efek
ini dapat meningkatkan tekanan darah sistole dan diastole serta denyut nadi
(Mohrman, 2006).
Kemudian, pada percobaan pengaruh latihan fisik terhadap tekana
darah didapatkan hasil melalui pengukuran dengan melakukan aktivitas lompat –
lompat selama dua menit. Hasil yang diperoleh
bahwa tekanan darah setelah melakukan aktivitas otot cenderung akan lebih
tinggi. Dari hasil pengukuran rata-rata didapatkan setelah
melakukan praktikum, tekanan saat berdiri lebih tinggi dari pada duduk dan
tekanan saat duduk lebih tinggi daripada berbaring. Hal tersebut dikarenakan
semakin tinggi aktivitas yang dilakukan maka semakin tinggi pula aktivitas dari
kerja jantung yang harus mengeluarkan tenaga yang tinggi sehingga tekanan darah
juga meningkat. Tekanan darah yang meningkat ini dipengaruhi adanya tingkatan
aktivitas. Tekanan darah setelah beraktivitas lebih besar dibandingkan dengan tekanan
darah pada saat istirahat. Hal tersebut diakibatkan karena pada saat
beraktivitas sel di dalam tubuh memerlukan pasokan oksigen yang banyak akibat
metabolisme sel yang bekerja semakin cepat dalam menghasilkan energi. Sehingga
peredaran darah di dalam pembuluh darah akan semakin cepat dan curah darah yang
dibutuhkan akan semakin besar. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan
otot rangka serta vasokonstriksi arteriol yang menyebabkan arteriol menyempit
dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga volume darah pada
arteriol menyempit dan kerja jantung tiap satuan waktu pun bertambah sehingga
volume darah pada arteriol menyempit dan kerja jantung tiap waktu pun bertambah
sehingga volume darah ada arteriol ajan meningkat dan tekanannya pun akan
meningkat (Mahrman, 2006).
Tabel 1.2 Hasil Pengukuran Kadar Hb
No
|
Nama Probandus
|
Perlakuan
|
|
Kertas
|
Haemometer
|
||
1
|
Alfathan Luthfi
|
70
|
-
|
2
|
Rois Muqsith
|
60
|
13 g/dL
|
3
|
Devi Karomah
|
60
|
11 g/dL
|
Berdasarkan pada percobaan
selanjutnya yaitu mengenai uji kadar Haemoglobin didapat hasil yang tertera
pada tabel 1.2 berikut. Uji
haemoglobin dalam darah mempunyai peranan yang penting dalam diagnosa suatu
penyakit, karena haemoglobin merupakan salah satu protein khusus yang ada dalam
sel darah merah dengan fungsi khusus yaitu mengangkut O2
ke jaringan dan mengembalikan CO2 dari jaringan ke paru-paru
(Sadikin, 2001).
Pemeriksaan haemoglobin dilakukan pengukuran dengan dua
metode yaitu hematin asam dan metode sahli. Berdasarkan pada hasil pengukuran
pada tabel 1.2 diketahui bahwa secara keseluruhan probandus memiliki kadar Hb
yang normal. Berdasarkan pada literatur, kadar normal pada jumlah haemoglobin
pada wanita sebesar 12 – 14 g/dL sementara untuk pria jumlah haemoglobin
sebesar 16 – 18 g/dL (Sadikin, 2001).
Berdasarkan pada literatur, jumlah sel darah merah dan
kadar haemoglobin tidak selalu meningkat atau menurun bersamaan, sebagai contoh
pada penurunan jumlah sel darah merah disertai kadar haemoglobin yang sedikit
meningkat atau normal terjadi pada kasus anemia pernisiosa serta kadar sel
darah merah yang sedikit meningkat atau normal disertai dengan kadar hemoglobin
yang menurun terjadi pada anemia difisiensi zat besi (mikrositik). Pentingnya
haemoglobin ini menyebabkan pemeriksaan kadar haemoglobin memegang peranan
penting dalam diagnosa suatu penyakit seperti anemia (Sadikin, 2001).
Kegunaan dari pemeriksaan hemoglobin ini adalah untuk
mengetahui ada tidaknya gangguan kesehatan pada probandus, misalnya kekurangan
hemoglobin yang biasa disebut anemia. Haemoglobin bisa saja berada dalam
keadaan terlarut langsung dalam plasma. Akan tetapi, kemampuan haemoglobin
untuk mengikat oksigen tidak bekerja secara maksimum dan akan mempengaruhi pada
faktor lingkungan (Sadikin, 2001).
Kesimpulan
Faktor – faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu
pada faktor internal seperti kurang berolahraga, aktivitas, dan pola hidup yang
tidak teratur. Kadar haemoglobin yang normal pada wanita sebesar 12 – 14 g/dL
sementara untuk pria jumlah haemoglobin sebesar 16 – 18 g/dL.
Daftar Pustaka
Campbell, et all. 2004
. Biologi Jilid Ketiga. Erlangga. Jakarta
Ganong, W. F. 2001. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Isnaeni. 2006. Fisiologi Hewan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta
Mohrman D, Jane H. 2006. Cardiovascular physiology Sixth edition.
USA:McGraw-Hill
Companies,
Inc;
Sadikin. 2001. Anatomi Fisiologi
Manusia. Jakarta: Gramedia.
Soewolo. 2000. Pengantar Fisiologi Hewan. Depdiknas.
Jakarta
Lampiran
Tugas
1. Apa yang dimaksud periode diastole dan sistole pada
tekanan darah?
2. Sebutkan 3 periode dalam kerja jantung!
3. Substansi apa sajakah yang diperlukan dalam
pembentukan haemoglobin?
4. Apakah fungsi Hb?
5. Jelaskan mengapa penetapan kadar Hb dengan metode
Sahli dinyatakan kurang akurat?
Jawaban
1. Sistole adalah periode dalam siklus jantung ketika
kontraksi ventrikel untuk memompa darah ke dalam arteri. Diastole adalah
periode rileks dari siklus jantung ketika seluruh jantung terelaksasi dan darah
mengalir ke bilik atas jantung.
2. Periode kontraksi atau sistol, periode dilatasi atau distol, dan periode
istirahat
3. Hemin, Globin yang merupakan asam amino, dan zat besi
4. Fungsi Hb yaitu :
-
Mengatur pertukaran
oksigen dengan karbondioksida pada seluruh jaringan yang ada di dalam tubuh.
-
Hemoglobin
yang ada di sel darah merah juga berfungsi sebagai pengambil oksigen dari
paru-paru dan membawanya ke seluruh bagian tubuh untuk memberikan energi kepada
tubuh.
-
Membawa zat
karbondioksida yang terdapat dalam jaringan tubuh untuk kemudian dibuang ke
udara bebas melalui paru-paru juga.
5. Hal ini dikarenakan pada
metode Sahli membutuhkan ketelitian visualisasi praktikan dalam membandingkan
warna yang diperoleh dari pengenceran dengan warna standart. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa penilaian dalam pengambilan data sangat subjektif
mengingat kemampuan visualisasi tiap individu berbeda – beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar