Laporan
Praktikum Fisiologi Tumbuhan
HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR
Muhammad Ali Subhan, Ratna Lestyana Dewi
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Biologi
April 2016
Abstrak
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat
jelas. Kuantitas air yang dibutuhkan oleh tanaman sangat berbeda - beda sesuai
jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu hidup. Praktikum ini bertujuan untuk
mengukur kadar air pada bagian tumbuhan, mengukur turgiditas relatif, defisit
air dari jaringan tumbuhan dan mengetahui pengaruh tekanan turgor terhadap
membuka dan menutup stomata. Percobaan untuk mengetahui kadar air dilakukan dengan cara yaitu daun dan batang
yang diberi perlakuan sama, pada percobaan untuk mengetahui defisit air
dilakukan dengan tanaman Zea mays dengan perlakuan disiram dan
tidak disiram, dan percobaan membuka menutupnya stomata dilakukan dengan
pemberian akuades dan sukrosa 50%. Hasil yang didapat bahwa kadar air pada daun
lebih besar dibandingkan dengan batang, defisit air dengan perlakuan tidak
disiram lebih besar, dan pada pemberian sukrosa 50% stomata lebih cenderung
membuka. Kesimpulannya adalah kadar air yang terdapat pada daun lebih besar karena daun memiliki klorofil sebagai proses fotosintesis. Turgiditas relatif pada tumbuhan yang disiram lebih besar dibandingkan dengan turgiditas relatif tumbuhan yang tidak disiram. Defisit air tanaman Zea
mays yang tidak disiram lebih besar dibandingkan dengan perlakuan disiram.
Terjadinya proses membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor
sel penjaga (sel stomata). Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka
sebaliknya turgor yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.
Kata Kunci : Defisit Air, Stomata, Turgiditas Relatif, Turgor,
Zea mays
1.
Pendahuluan
Air merupakan komponen utama
tumbuhan, dimana air menyusun 60-90 % dari berat daun. Jumlah air yang dikandung
tiap tanaman berbeda-beda, hal ini bergantung pada habitat dan jenis tanaman
tersebut. Tumbuhan herba lebih banyak mengandung air daripada tumbuhan perdu.
Tumbuhan tebal memiliki kadar air antara 59-90 % tumbuhan hidrofik 85- 98 % dan
tumbuhan mesofil mempunyai kadar air antara 100-300 % (Dwidjoseputro, 2001)
Kuantitas air yang dibutuhkan oleh
tanaman sangat berbeda-beda sesuai jenis dan lingkungan dimana tumbuhan itu
hidup. Tanaman herba menyerap air lebih banyak dibandingkan tanaman perdu.
Tumbuhan golongan efemera yang hidup digurun, akan memanfaatkan hujan yang
datang sekali dalam setahun untuk memulai hidup dan berkecambah, berbunga,
berbuah dan mati sebelum air yang ada dalam tanah habis. Pertumbuhan yang cepat
dan pendeknya umur tanaman tersebut merupakan suatu usaha untuk menghindari
diri dari kekurangan air yang menimpanya (Dwidjoseputro, 2001).
Pentingnya air sebagai pelarut dalam
organisme hidup tamapak amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu
daun, volume sel diabatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran
air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan
hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma
melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensi air vakuola.
Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan
hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah
segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai
nilai maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dai apoplast ke vakuola
(Miftahudin, 2010).
Bila persediaan air dalam tanah
sedikit maka tumbuhan akan menyerap sedikit pula, sehingga tidak mampu
mencukupi kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka tumbuhan
tersebut akan mengalami kelayuan. Air merupakan faktur utama pertahanan
tumbuhan (Miftahudin, 2010). Fungsi lain dari air adalah menjaga turgiditas
yang penting bagi perbesaran sel dan pertumbuhan, serta membentuk tanaman herba. Turgor penting
dalam membuka dan menutupnya stomata., pergerakan daun dan pergerakan korola
bunga dan terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah
yang besar menyebabkan kurangnya tekanan turgid pada atau dalam tumbuhan
vegetatif (Miftahudin, 2010).
Tekanan turgor adalah tekanan dari dalam sel kearah luar melawan dinding
sel, yang dikembangkan oleh adanya kandungan air didalam sel tumbuhan.
Protoplas bersama dengan dinding sel dapat meluas membentuk suatu system
osmo-mekanik yang membangun tekanan hidrostatik. Tekanan ini merupakan
perbedaan potensial osmotic antara larutan vakuola dan larutan didala dinding sel. Tekanan turgor secara tidak
langsung memberika tenaga untuk perluasan (ekspansi) yang bersifat plastis pada
dinding sel oleh pengambilan air. “Pertumbuhan hidrolik” ini membuat sel tumbuhan dapat membesarr
10-100 kali dari ukuran smula tanpa penambahan isi protoplasma
(Dwidjoseputro, 1983).
Secara fungsional, stomata dianggap
sebagai katup hidrolik. Biasanya sel-sel penjaga stomata ditemani dua sel-sel
tetangga yang relatif lebih besar, yang disebut sel-sel pendukung, yang
kesemuanya disebut aparatus stomata. Sebagai akibat penebalan yang tidak sama
dan konsistensi dinding sel, bentuk sel penjaga mengalami perubahan sehubungan
dengan pertambahan volume. Perubahan tersebut menyebabkan stomata membuka. Pada
umumnya dinding sel yang paling tipis adalah yang paling dekat dindingnya
dengan sel tetangga, yang disebut dinding punggung atau belakang (dorsal).
Bertambahnya tekanan turgor menyebabkan dinding dorsal yang lentur ini meluas
dibandingkan dengan dinding yang lain yang lebih tahan terhadap tekanan.
Akibatnya bentuk sek tetangga berubah sedemikian rupa sehingga lubang stomata
terbuka. Peningkatan relatif tekanan turgor pada sel-sel penjaga menyebabkan
pori-pori terbuka. Stoamata menutup ketika perbedaan turgor antara sel penjaga
dan sel-sel penjaga mengecil kembali (Miftahudin, 2010).
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur
kadar air yang ada pada bagian tumbuhan, mengukur turgiditas relatif dan
defisit air dari jaringan tumbuhan dan agar mengetahui pengaruh tekanan turgor
terhadap membuka dan menutup stomata.
2.
Metodologi
Alat yang digunakan pada praktikum
ini adalah kotak karton, timbangan analitik, oven, cork borer, timbangan, cawan
petri, mikroskop, kaca objek, kaca pentup, pisau silet dan pipet tetes.
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah daun, ranting, tanaman Zea mays berumur 14 hari, akuades,
sukkrosa, kertas saring dan daun Rhoeo discolor
Percobaan pertama dilakukan mengenai
pengukuran kadar air dari jangaringan tumbuhan. Bahan yang segar ditimbang
sebanyak 10 gr dan dibuat 3 sampel, kemudian sampel dimasukkan masing-masing
kedalam kotak karton dan selanjutnya dipanaskan kedalam oven dengan suhu 800
C selama 48 jam. Pemanasan dilakukan sampai beratnya konstan. Berat yang
hilaang ketika bahan dipanaskan merupakan berat air yang dikandung bahan
tersebut. Lalu hitung kadar air tumbuhan dengan rumus sebagai berikut :
Percobaan kedua dilakukan pengukuran
turgiditas relatif dan defisit relatif jaringan tumbuhan. Dibuat potangan daun
dengan menggunakan cork borer sebanyak 10 buah dari tanaman yang
tanahnya dala keadaan kapasitas lapang dan 10 buah lagi dari tanaman yang
tanahnya agak kering (tidak disiram beberapa hari). Kemudian ditimbang berat
masing-masing potongan daun dan dicatat berapa beratnya disebut berat segar
(BS). Lalu potongan-potongan tersebut dimasukkan ke dalam cawan petri dan diisi
akuades, kemudian cawan petri ditutup dan diletaka pada ruangan dengan
penerangan lampu neon yang berintensitas + 25 lumen / sq-ft selama 3 jam.
Setelah 3 jam, potongan daun diambil, kelebihan air yang menempel dihilangkan
dengan cara meletakkan sebentar potongan daun diatas kertas saring, lalu berat daun
ditimbang. Berat daun ini adalah berat daun dalam keadaan turgid (BT).
Selanjutnya potongan tersebut di keringkan dalam oven dengan suhu 800 C
sampai kering, lalu berat keringnya (BK) di timbang. Kemudian dihitung besar
turgiditas relatifnya (TR) dan defisir air atau water deficit (WD)
Percobaan ketiga yaitu mengenai pengaruh
tekanan turgor pada stomata. Dibuat sayatan epidermis bawah daun Rheoe
discolor dan letakkan pada kaca objek yang telah ditetei pada salah satu
sisi kaca penutup. Kemudian diamati dibawah mikroskop apakah stomata dalam
keadaan terbuka atau tertutup. Selanjutnya air diganti dengan larutan sukrosa
50% dengan cara ditetesi pada salah satu sisi kaca penutup, lalu dihisap dengan
kertas hisap pada sisi yang lain.
3.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan
pada hasil percobaan, maka diperoleh data yang disajikan pada tabel sebagai
berikut :
Tabel 1.1 Pengukuran Kadar Air Jaringan Tumbuhan
Kel
|
Jenis bahan
|
Berat Basah (gr)
|
Berat Kering (gr)
|
Kadar Air BB %
|
Kadar Air BK %
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Ranting
|
10
|
10
|
10
|
3.2
|
2.9
|
3.1
|
68
|
71
|
79
|
212.5
|
338
|
222.5
|
2
|
Ranting
|
10
|
10
|
10
|
3.3
|
3.2
|
2.8
|
67
|
68
|
72
|
203.03
|
212.5
|
257.1
|
3
|
Ranting
|
10
|
10
|
10
|
3.6
|
3.8
|
4.1
|
64
|
62
|
59
|
180
|
160
|
140
|
4
|
Daun
|
10
|
10
|
10
|
4.2
|
3.9
|
3.7
|
58
|
61
|
63
|
138.09
|
156.4
|
170.2
|
5
|
Daun
|
10
|
10
|
10
|
3.9
|
3.8
|
3.9
|
61
|
62
|
61
|
156.4
|
163.1
|
156.4
|
6
|
Daun
|
10
|
10
|
10
|
3.2
|
3.3
|
3.3
|
68
|
67
|
67
|
212.5
|
203.03
|
203.03
|
Berdasarkan pada tabel 1.1 telah
dilakukan pengukuran kadar air dari jaringan tumbuhan yang digunakan yaitu pada
bagian ranting dan bagian daun pada tumbuhan. Jika dilihat secara keseluruhan
bahwa berat yang didapat relatif menurun saat setelah dilakukan proses oven.
Namun, jika dilihat perbandingan berat kering antara ranting dengan daun bahwa
berat kering daun lebih besar dibandingkan dengan berat kering ranting. Hal ini
dikarenakan pada bagian daun air sangat berperan penting terhadap proses
fotosintesis. Fotosintesis dilakukan pada zat hijau daun atau yang disebut
dengan klorofil, sedangkan zat hijau daun ini berada paling banyak terdapat
pada daun dari suatu tumbuhan tersebut (Hayati, 2003).
Bagian daun tumbuhan mengandung lebih
banyak air dibandingkan pada bagian rantingnya. Hal ini menandakan bahwa sel –
sel mesofil daun yang tidak tersusun rapat mengandung ruang udara yang jenuh
terhadap air. Air yang diserap oleh bulu – bulu akar akan disebarkan oleh
jaringan pengangkut ke seluruh organ tumbuhan untuk digunakan sesuai kebutuhan
oleh organ tersebut. Adapun contohnya yaitu pada bagian daun merupakan tempat
terjadinya proses fotosintesis dan penguapan untuk menjaga kestabilan suhu
tumbuhan (Hayati, 2003).
Air yang terkandung di dalam ranting
juga memiliki peran penting di dalam kehidupan tubuh tumbuhan yaitu untuk
mengalirkan zat mineral dan unsur – unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan,
merupakan pelarut yang membawa nutrisi mineral dari dalam tanah ke dalam
tumbuhan, merupakan medium bagi reaksi – reaksi metabolisme, merupakan pereaksi
penting dalam proses fotosintesis dan dan proses – proses hidrolitik air dan air penting untuk turgiditas, pertumbuhan
sel, mempertahankan bentuk daun, stomata, dan pergerakan struktur tubuh tumbuhan
(Hayati, 2003).
Tabel 1.2 Pengukuran Turgiditas Relatif dan Defisit
Relatif Jaringan Tumbuhan
Kelompok
|
Tanaman Zea mays
|
Berat Segar (BS)
|
Berat Turgid (BT)
|
Berat Kering (BK)
|
Turgiditas Relatif (TR)
|
Water Deficit (WD)
|
1
|
Disiram
|
0.0937 gr
|
0.136 gr
|
0,082 gr
|
21.6 %
|
78.3 %
|
Tidak disiram
|
0.0759 gr
|
0.147 gr
|
0,096 gr
|
-39.4 %
|
139.3 %
|
|
2
|
Disiram
|
0.1609 gr
|
0.2394 gr
|
0.0107 gr
|
65.41 %
|
34.32 %
|
Tidak Disiram
|
0.0980 gr
|
0.1453 gr
|
0.0079 gr
|
-12.95 %
|
-9.01 %
|
|
3
|
Disiram
|
0.3 gr
|
0.4 gr
|
0.1 gr
|
66.7 %
|
33.3 %
|
Tidak disiram
|
0.2 gr
|
0.25 gr
|
0.01 gr
|
79.2 %
|
20.8 %
|
|
4
|
Disiram
|
0.1390 gr
|
0.1827 gr
|
0.1120 gr
|
38.18 %
|
61.81 %
|
Tidak Disiram
|
0.0509 gr
|
0.0573 gr
|
0.0212 gr
|
82.27 %
|
17.72 %
|
|
5
|
Disiram
|
0,1716 gr
|
0,1986 gr
|
0,0153 gr
|
85,2 %
|
14,7 %
|
Tidak Disiram
|
0.0821 gr
|
0.1414 gr
|
0,0078 gr
|
5,93 %
|
44,3 %
|
|
6
|
Disiram
|
0.1590 gr
|
0.2896 gr
|
0.0139 gr
|
52.56 %
|
47.49 %
|
TidakDisiram
|
0.1399 gr
|
0.2252 gr
|
0.0143 gr
|
59.55 %
|
40.44 %
|
Kemudian, pada percobaan selanjutnya
yang tertera pada tabel 1.2 yaitu mengenai pengukuran turgiditas relatif pada
suatu jaringan tumbuhan dan menentukan nilai defisit air, maka secara
keseluruhan didapat bahwa nilai turgiditas relatif pada tumbuhan yang disiram
memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan nilai turgiditas relatif
pada tumbuhan yang tidak disiram. Sedangkan, pada nilai defisit air secara
keseluruhan diperoleh hasil yang lebih besar pada kondisi tumbuhan yang tidak
disiram dibandingkan dengan kondisi tumbuhan yang disiram (Hayati, 2003).
Berdasarkan pada hasil yang didapat ini
bahwa tenyata tumbuhan yang tumbuh pada kondisi tanah atau lahan yang basah
mempunyai kemampuan untuk mempertahankan kandungan air di dalam jaringannya
lebih besar. Hal ini menandakan bahwa kecenderungan untuk turunnya kuantitas
air dalam jaringan tumbuhan lebih sedikit dibandingkan dengan tumbuhan yang
hidup pada kondisi tanah atau lahan yang kering yang cenderung mudah dalam
mengalami penurunan kuantitas airnya (Hayati, 2003).
Ketersediaan air sangat mempengaruhi
turgor pada setiap sel – sel tumbuhan, sehingga apabila terdapat kekurangan air
maka proses metabolisme tumbuhan akan terganggu. Tumbuhan Zea mays yang
biasanya hidup pada lahan kering pada percobaan ini mempunyai turgiditas yang
cukup tinggi karena kadar air yang terdapat di lahan tumbuhnya sedikit. Tapi
pada tumbuhan ini tidak mengalami kekurangan air dikarenakan tumbuhan ini masih
mampu untuk mepertahankan kandungan air di dalam jaringannya. Hal ini
menandakan bahwa tumbuhan Zea mays yamg digunakan dengan perlakuan tidak
disiram ini tidak terlihat layu seperti tumbuhan yang kekurangan, namun lebih
kecil ukurannya dibandingkan dengan Zea mays yang disiram (Lakitan,
2004).
Berdasarkan pada literatur, bila
persediaan air di dalam tanah hanya sedikit yang tersedia, maka air yang
diserap oleh tumbuhan akan sedikit juga karena tidak mampu untuk mencukupi
kebutuhannya. Jika persediaan air makin berkurang, maka tumbuhan tersebut akan
mengalami kelayuan. Hal ini dapat diartikan bahwa air merupakan faktor utama
pertahanan bagi tumbuhan (Salisbury, 1995).
Tabel 3. Pengaruh Tekanan Turgor pada Stomata
Kelompok
|
Aquades
|
Sukrosa 50 %
|
||
Jumlah Stomata Membuka
|
Jumlah Stomata Menutup
|
Jumlah Stomata Membuka
|
Jumlah Stomata Menutup
|
|
1
|
18
|
4
|
21
|
1
|
2
|
14
|
-
|
14
|
3
|
3
|
36
|
15
|
23
|
60
|
4
|
10
|
3
|
5
|
11
|
5
|
3
|
9
|
5
|
6
|
6
|
19
|
0
|
10
|
9
|
Jumlah
|
100
|
31
|
78
|
90
|
Kemudian,
pada percobaan selanjutnya yaitu mengenai uji pengaruh tekanan turgor pada
stomata dilakuakn dengan dua perlakuan yaitu dengan diberikan akuades dan
sukrosa 50%. Hasil yang didapat stomata yang yang terbuka setelah diamati
dengan menggunakan mikroskop dan diberi perlakuan akuades total terdapat 100
buah stomata yang membuka dan stomata yang menutup berjumlah 31 buah. Stomata
yang terbuka karena pada saat potensial air pada sel penutup meningkat
(kadar air di luar lebih tinggi dari pada kadar air di dalam sel sehingga air
di luar akan masuk). Hal ini menandakan bahwa dengan meningkatnya potensial air
di dalam sel, maka tekanan turgor di dalam sel semakin besar dan stomata akan
terbuka (Soedirokoesoemo, 2003).
Kemudian
pada pengamatan yang kedua, dengan menggunakan preparat yang sama, kemudian
diberi perlakuan dengan tambahan larutan sukrosa 50% ditambahkan sehingga
diperoleh hasil jumlah stomata yang membuka sebanyak 78 buah stomata dan
stomata yang menutup sebanyak 90 buah. Terlihat bahwa total stomata yang
terbuka mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena larutan sukrosa ini bersifat
hipertonis dari pada cairan sel penjaga, sehingga menyebabkan terjadinya
peristiwa osmosis yaitu keluarnya air dari dalam vakuola sel penjaga ke sel
tetangga dan kemampuan tekanan turgor dalam sel penjaga menurun sehingga
menyebabkan stomata tertutup (Soedirokoesoemo, 2003).
Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata, yaitu seperti
kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan
air. Faktor ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada
sel. Bila tumbuhan kekurangan air, transpirasi akan berkurang karena
stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup (Suyitno, 2007).
Stomata
akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel
penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan
air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi
air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi
air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut di dalam cairan
sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotik sel akan semakin
rendah. Hal ini menandakan bahwa jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke
sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan
(Suyitno, 2007).
4.
Kesimpulan
Kadar air yang terdapat pada daun lebih besar dibandingkan dengan kadar air pada batang karena daun memiliki
klorofil sebagai proses fotosintesis. Turgiditas relative pada tumbuhan yang
disiram lebih besar dibandingkan dengan turgiditas relatif tumbuhan yang tidak
disiram. Defisit air tanaman Zea mays yang tidak disiram
lebih besar dibandingkan dengan perlakuan disiram. Terjadinya proses membuka
menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel penjaga (sel stomata). Turgor
yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor yang rendah akan
menyebabkan stomata menutup.
5.
Daftar Pustaka
Dwidjoseputro.
2001. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Gramedia
Haryati. 2003. Pengaruh Cekaman Air Terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman.Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Miftahuddin, dkk.2010. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Bogor;
Departemen Biologi, FMIPA, IPB.
Lakitan, Benyamin. 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Salisbury,
Frank B dan Cleon Wross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB
Bandung.
Soedirokoesoemo, Wibisono. 2003. Materi Pokok Anatomi dan
Fisiologi Tumbuhan.
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Suyitno Al.MS.
2007. Petunjuk Praktikum Fisiologi Tumbuhan Dasar. Yogyakarta : UNY
Lampiran
Tugas
1.
Apa yang dimaksud dengan turgiditas
?
2.
Sebutkan fungsi bukaan pada stomata
bagi tumbuhan?
3.
Stomata biasanya membuka pada siang
hari dan menutup pada malam hari atau saat langit berawan. Jelaskan hubungan tersebut
dengan tekanan turgor dan sel-sel penjaga!
Jawab
1. Turgiditas adalah tekanan yang diberikan oleh komponen-komponen sel terhadap dinding sel. Fungsi penting dari dinding sel adalah menjaga tekanan turgor. Tekanan turgor ini ditentukan dari jumlah air yang ada di dalam vakuola, yang secara langsung berhubungan dengan tekanan osmotik.Gaya yang diberikan terhadap dinding sel dikembalikan ke dalam sel karena dinding sel bersifat kaku, ini menyebabkan tumbuhan bersifat kaku dan dapat berdiri tegak.
2. Fungsi bukaan stomata
yaitu membantu dalam proses fotosintesis, transpirasi tumbuhan, dan mencegah
hilangnya air.
3. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga. Proses masuknya air tersebut berasal dari tekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tinggi rendahnya potensial air ini bergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel. Semakin banyak jumlah bahan yang terlarut maka potensial osmotik sel akan semakin rendah. Semakin rendah potensial osmotik sel maka semakin rendah pula turgiditas sel. Jika sel bersifat flacid (kendor), stomata akan menutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar