Aku tahu, mungkin kita
sudah berkenalan cukup lama di masa putih abu-abu kala itu. Akupun tahu dan
paham betul bahwa saat itu aku dan kamu sudah memiliki kisah romansa yang
sangat membahagiakan, iya dan kala itu semua terjadi sangat cepat.....
Berawal dari pertemuan
aku dan kamu yang tak ku sangka-sangka, kau terus menatapku layaknya aku ini
sesuatu yang sedang kau butuhkan, tapi maaf aku tak pernah menyadari akan
adanya rasamu untukku, yang aku tahu bahwa kita ini hanyalah dua orang yang
memiliki nasib serupa, yang merasa tidak diinginkan meski sedang
cinta-cintanya, yang selalu memperjuangkan namun tak tahu dianya memperjuangkan
siapa, yang terus mencintai dengan sabar namun tak pernah terbalaskan sempurna.
Aku banyak tahu tentang dirimu dari orang lain, aku terus mencari tahu tentang
dirimu, karena aku merasa bahwa kita memiliki kesamaan itu dan aku sangat
empati terhadapmu.
Hal yang sangat mudah
untuk membuatmu mengagumi ku, namun sebenarnya tidak ada niat sedikitpun untuk
itu, karena entah rasa empati ku yang besar terhadapmu sehingga bahwa timbal
baliknya adalah perasaan yang berubah seratus delapan puluh derajat.
Semenjak saat itu,
semua sikap mu berubah terhadapku, aku selalu bertanya-tanya apakah memang
benar dia adalah warna pelangi ku yang hilang, dan semenjak itu dari hari ke
hari aku terus berusaha meyakinkan diriku untuk segera bangkit...
Kala itu, adalah hari
bertambahnya kadar kedewasaanku, yaaaa saat itu usiaku bertambah, meskipun tak
semua orang akan setuju bahwa bertambahnya usia akan membuat bertambahnya
tingkat kedewasaan seseorang, kau datang mengejutkanku.. Tanpa pernah aku
sangka bahwa kini kau adalah orang pertama yang membuatku menjadi spesial di
hari itu, semua skenario yang telah dibuat membuatku selalu berpikir bagaimana
caranya orang ini dapat jatuh hati padaku......
Demi membalas semua
kebaikan yang telah kau lakukan di setiap malamku, aku beranikan diri ini untuk
membuka hati hanya untukmu, membiarkan namamu merasuki pikiran-pikiranku
tentang kamu. Tanpa memperdulikan lingkungan sekitar bagaimana pandangan mereka
tentang aku dan kamu, dan hari pun berlalu. Aku sadar, banyak orang di luar
sana yang tiba-tiba aku kecewakan, ada pula yang tiba-tiba menarik dirinya
dalam-dalam diriku, dan adapula yang berlagak mengetahui segala sesuatunya
tentang diriku, tak apa-apa bagiku, karena aku yakin ini semua tentang
perasaanku terhadapnya, jadi kubiarkan saja mereka berkata apa..
Seiring waktu berlalu,
nyatanya diri ini terlalu berekspetasi jauh tentang dirimu, banyak hal yang ku
ketahui setelah aku lebih intens mengenalmu, banyak hal yang dapat kubuat
simpulan dari setiap perbicangan kita di malam-malam yang panjang di setiap
harinya. Ternyata, hal ini yang justru membuatku sedikit untuk melangkah
mundur, entah karena diri ini yang tiba-tiba tidak yakin akan rasamu untukku.
Tiba-tiba pelangi ku hilang, satu warna saja pun kini tak muncul, padahal aku
hanya berharap salah satu diantara mejikuhibiniu yang hadir, tak apa-apa. Aku
akan selalu berdoa akan kebaikanmu yang mungkin baru aku sadari setelah sekian
lama kau memendamnya. Semoga kita dapat terus bersama meskipun tak ada yang
tahu bagaimana kita di kemudian hari. Terima kasih pelangiku, meskipun kini
sedikit memudar warnamu, tapi tak apa, aku akan memakluminya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar