Laporan
Praktikum Fisiologi Tumbuhan
LARUTAN
Muhammad Ali Subhan dan Ratna Lestyana Dewi
Fakultas Sains dan Teknologi
Program Studi Biologi
Maret 2016
Abstrak
Larutan adalah
campuran homogen dari dua atau lebih zat. Hal ini disebut campuran homogen, karena
komposisi adalah seragam di seluruh larutannya. Komponen larutan terutama dari
dua jenis, zat terlarut dan pelarut. Praktikum ini bertujuan agar praktikan
dapat membuat larutan dengan terampil. Pembuatan larutan dilakukan dengan
menyampurkan 0,05 mol sukrosa terhadap dua volume yang berbeda yaitu 100 ml dan
200 ml, kemudian di bandingkan solution volume-nya. Dari kedua percobaan
didapatkan hasil solution volume sama yaitu 10 ml. Dapat disimpulkan bahwa solution
volume tidak dipengaruhi oleh zat pelarutnya.
Kata Kunci : Larutan, pelarut, solution volume, zat terlarut
1.
Pendahuluan
Larutan adalah campuran homogen dari dua atau lebih zat. Hal ini
disebut campuran homogen, karena komposisi adalah seragam di seluruh
larutannya. Komponen larutan terutama dari dua jenis, zat terlarut dan pelarut.
Pelarut melarutkan zat terlarut dan membentuk larutan yang seragam. Pada
umumnya, jumlah pelarut biasanya lebih tinggi dari jumlah zat terlarut. Semua
partikel dalam larutan memiliki ukuran molekul atau ion, sehingga mereka tidak
dapat diamati secara langsung. Larutan dapat memiliki warna jika pelarut atau
zat terlarut dapat menyerap cahaya tampak. Namun, larutan biasanya transparan.
Pelarut dapat berada dalam keadaan cair, gas atau padat. Kebanyakan pelarut umum
adalah cairan. Adapun air dianggap sebagai pelarut universal, karena dapat
melarutkan banyak zat daripada pelarut lainnya. Gas, padat atau cair zat
terlarut lainnya dapat dilarutkan dalam pelarut cair. Ketika pelarut berupa gas,
hanya larutan gas dapat dilarutkan. Ada batas untuk jumlah zat terlarut yang
dapat ditambahkan ke sejumlah pelarut (Cotton, 2007).
Larutannya dikatakan jenuh jika jumlah maksimum zat terlarut
ditambahkan ke pelarut. Jika ada jumlah yang sangat rendah zat terlarut,
disebut larutan diencerkan, dan jika ada jumlah tinggi zat terlarut dalam
larutan, itu adalah larutan terkonsentrasi. Dengan mengukur konsentrasi suatu
larutan, kita bisa mendapatkan gagasan tentang jumlah zat terlarut dalam
larutan (Cotton, 2007).
Konsentrasi suatu larutan dapat dikatakan dalam berbagai satuan
yaitu : persen (%), molaritas (M), molalitas (m), normalitas, dan part per
million (ppm). Keadaan pH suatu larutan tergantung dari macam dan konsentrasi
zat terlarut, secara kolorimetri biasanya digunajan Indikator Universal, dan
dapat juga dengan menggunakan kertas indikator pH yang biasanya mempunyai
kisaran pH tertentu (Zaskia, 2014).
Konsentrasi dengan satuan persen (%) pada umumnya digunakan untuk
mengetahui jumlah persentase dari zat terlarut. Molalitas (m) dari larutan
adalah mol zat terlarut dibagi dengan kilogram pelarut. Larutan yang mengandung
1,0 mol NaCl dilarutkan ke dalam 1,0 kg air adalah larutan “satu-molal” natrium
klorida. Simbol untuk molalitas adalah huruf kecil m ditulis dalam huruf
miring. Molalitas berbeda dari molaritas hanya dalam penyebut. Sedangkan
molaritas didasarkan pada liter larutan, molalitas didasarkan pada kilogram
pelarut. Konsentrasi dinyatakan dalam molalitas digunakan ketika mempelajari
sifat larutan yang berhubungan dengan tekanan uap dan perubahan suhu. Molalitas
digunakan karena nilainya tidak berubah dengan perubahan suhu (Sumardjo, 2008).
Normalitas
larutan adalah berat setara gram zat terlarut per liter larutan. Satu gram
berat setara atau setara adalah ukuran kapasitas reaktif dari spesi kimia yang
diberikan (ion, molekul, dan lain-lain). Sementara itu, Part per million (ppm)
merupakan satuan yang sering digunakan pada saat pembuatan larutan hormon, asam
amino, vitamin, dll. Larutan 1 ppm dibuat dengan melarutkan 1 mg zat dalam
sejumlah pelarut hingga volume larutan 1 liter
(10000ml air = 1.000.000 mg air) (Sukadjo, 2002).
2.
Metodelogi
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah timbangan analitik,
kalkulator, batang pengaduk, gelas ukur 1000 ml, sendok, dan wadah aluminium.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sukrosa, dan aquades
Cara pada
praktikum ini yaitu pertama-tama ditimbang sejumlah 0,05 mol sukrosa dengan
teliti dan sukrosa dilarutkan ke dalam 100 ml air. Setelah dilarutkan kemudian
dicatat jumlah larutan yang terjadi. Lalu dihitung konsentrasi molal pada
larutan sukrosa tersebut. Kemudian diulangi percobaan pertama tadi dengan
melarutkan sukrosa tersebut ke dalam 200 ml air dan dicatat jumlah larutan yang
terjadi. Lalu dihitung konsentrasi larutan sukrosa serta solution volume sukrosa
1 mol dan diamati apakah hasilnya sama dengan perhitungan percobaan yang
pertama.
3.
Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan pada kedua percobaan yang
telah dilakukan, maka diperoleh data yang disajikan dalam tabel sebagai berikut
:
Tabel
1.1 Hasil Percobaan Terhadap Dua Volume Larutan
Perlakuan
|
Mol
|
Volume larutan
(ml)
|
Solution
volume
(ml)
|
Percobaan
1
|
0,05
|
100
|
10
|
Percobaan
2
|
0,05
|
200
|
10
|
Berdasarkan pada hasil percobaan, telah dilakukan dua perlakuan
yaitu pada percobaan pertama dengan melarutkan 0,05 mol sukrosa atau setara
dengan 17,1 gram sukrosa dengan ditambahkan air sebagai zat pelarut sebanyak
100 ml. Kemudian pada percobaan yang kedua yaitu dilarutkan pula 0,05 mol
sukrosa atau setara dengan 17,1 gram sukrosa dengan ditambahkan air sebagi zat
pelarut dua kali lipat dari percobaan yang pertama yaitu sebanyak 200 ml. Setelah
dilakukan proses pengadukan maka dapat terlihat total solution volume. Solution
volume adalah kelebihan volume yang didapat pada saat mencapurkan antara
zat pelarut dan zat terlarutnya. Hasil yang didapat berdasarkan pada tabel 1.1
diketahui bahwa adanya perbedaan dari volume larutan yang diberikan yaitu
masing-masing 100 ml dan 200 ml, namun total solution volume yang
didapat tetap sama yaitu sebanyak 10 ml.
Berdasarkan pada hasil percobaan yang telah dilakukan dapat dilihat
bahwa solution volume tidak dipengaruhi oleh zat pelarutnya. Hal ini
menandakan bahwa Sukrosa (C22H11O22)merupakan
suatu disakarida yang dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit glukosa
dan fruktosa, sukrosa dapat dengan mudah terlarut dengan air, hal ini
dikarenakan air merupakan pelarut universal atau suatu pelarut yang
bersifat polar (Bresnick, 2002).
Air yang merupakan senyawa polar (Chang,
2005) sehingga dapat dengan mudah sukrosa menjadi larut dengan bantuan
gerakan mekanik (pengadukan). Sehingga, hal ini menyebabkan volume air
bertambah setelah diberikan penambahan sukrosa (C11H22O11),
adapun air yang sudah ditambahkan sukrosa disebut larutan sukrosa (larutan
gula). Volume yang bertambah setelah menjadi larutan disebut solution volume
(Deby, 2011).
Gambar 1.1 Volume Larutan 100 ml Gambar
1.2 Volume Larutan 200 ml
4.
Kesimpulan
Konsentrasi
suatu larutan dapat dihitung dalam berbagai satuan yaitu persn (%), molaritas
(M), molalitas (m), normalitas (N), dan part per million (ppm). Terjadinya solution
volume tidak dipengaruhi oleh zat pelarutnya, hal ini di dapat dari dua
percobaan yang telah dilakukan, dimana dari kedua percobaan yang telah
dilakukan memiliki volume solution yang sama.
5. Daftar
Pustaka
Bresnick,
Stephen. 2002. Kimia Umum. Hipokrates.
Jakarta
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Edisi kelima.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar. Edisi kelima.
Erlangga. Jakarta
Cotton, Wilkinson. 2007. Kimia Organik Dasar. UI
Cotton, Wilkinson. 2007. Kimia Organik Dasar. UI
Press. Jakarta
Deby, W. 2011. Pengenceran Larutan dengan Perbedaan
Konsentrasi (jurnal.kimia.fmipa.unmul.ac.id) diakses
pada 29 Maret 2016 21.00 WIB
Sukardjo.
2002. Kimia Fisika. Rineka Cipta. Jakarta
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. EGC. Jakarta
Zaskia, S. 2014. Pembuatan Larutan dengan Berbagai
Sumardjo, Damin. 2008. Pengantar Kimia. EGC. Jakarta
Zaskia, S. 2014. Pembuatan Larutan dengan Berbagai
Konsentrasi (kimia.studentjournal.ub.ac.id)
diakses pada 28 Maret 2016 22.00 WIB
Lampiran
-
Perhitungan jumlah gram sukrosa
Diketahui :
0,05 mol sukrosa, dan
Mr sukrosa (C22H11O22) = 342
Maka,
0,05 = gr/Mr
0,05 = gr/342
= 0,05 x 342
= 17,1 gr
-
Konsentrasi molal larutan sukrosa
jika volume air 100 ml.
Diketahui:
Volume air 100 ml dan 0,05 mol sukrosa
Maka, gr/Mr = 1000/pelarut
17,1 gr/ 342 = 1000/100
= 0,5 m
-
Konsentrasi molal larutan sukrosa
jika volume air 200 ml.
Diketahui:
Volume air 200 ml dan 0,05 mol sukrosa
Maka, gr/Mr = 1000/pelarut
17,1 gr/342 = 1000/200
= 0,25 m
Tugas
1.
Berapa molar-kah konsentrasi larutan
sukrosa 0,75 molal, bila diketahui solution volume 1 mol skrosa = 207
ml.
2.
Berapa molal-kah konsentrasi larutan
glukosa 30%
3.
Bagaimana cara anda membuat 100 gr
larutan sukrosa 5%? Jelaskan!
4.
Bagaimana cara anda membuat 100 ml
larutan alkohol 50% bila yang tersedia adalah larutan alkohol 95%? Jelaskan!
5.
Bagaimana cara anda membuat 50 ml
larutan 0,18 molar larutan sukrosa dengan cara pengenceran larutan sukrosa 0,25
molar?
Jawab :
- Diketahui:
sukrosa 0,75 molal, solution volume 1 mol sukrosa = 207 ml
Ditanya: M?
Jawab: m = gr/mr x 1000/P
= 1/0,75x1000/P
P= 0,75
m = gr/mr x 1000/P
0,75 = n x 1000/750
n = 0,75x750/1000
= 0,5625 mol
M = gr/mr.1000/v
= 0,5625x1000/750
= 0,75 Molar
- Ditanya: m glukosa 30%?
30 % = 30 gram glukosa (mr = 180) dalam 100 gram larutan
Jawab: m = gr/mr x 1000/P
= 30/180x1000/100
= 30/180x10
= 300/180
= 1,67 molal
- Diketahui: larutan sukrosa 5%
Ditanya: Cara membuat 100 gram larutan sukrosa 5%?
Jawab: 5% = 5 gram/100 gram larutan
Jadi, membuat larutan 5 gram ke dalam 95 gram pelarut
- Diketahui: M1= 95%,
M2= 50% V2 = 100 ml
Ditanya: V1?
Jawab:
M1 V1= M2 V2
95.V1 = 50.100
95.V1 = 5000
V1 = 5000/95
= 52,63 ml
- Diketahui: V1= 50
ml, M1= 0,18 m, M2= 0,25 m
Ditanya: V2?
Jawab:
M1 V1= M2 V2
0,25. V1 = 50.0,18
0,25. V1 = 9
V1 = 9/0,25 = 36 ml
Kak itu nomor tiga kenapa ada 95 gr darimana? Trus itu nomor satu yg solution volumeny g di pakai? Boleh dijelasin ulang? Terimakasih
BalasHapus